Ditulis oleh M. Iqbal (104150021)
Antioksidan adalah kelompok senyawa yang memperlambat, mencegah atau meniadakan kerusakan oksidatif dan radikal bebas pada molekul target. Kerusakan oksidatif dan radikal bebas dapat menyebabkan degradasi senyawa-senyawa esensial yang ada di dalam tubuh, seperti protein, DNA, karbohidrat, dan lipid. Degradasi berbagai senyawa tersebut dapat mempengaruhi tubuh manusia secara struktural maupun fungsional. Kekhawatiran yang ditimbulkannya sangat beragam mulai dari aspek kesehatan sampai dengan aspek kosmetika. Maka dari itu, studi mengenai antioksidan masih menjadi topik yang menarik untuk terus ditelusuri oleh ilmuwan di berbagai belahan dunia.
Zeaxanthin adalah satu antioksidan jenis xantofil yang berasal dari kelompok pigmen karotenoid. Zeaxanthin berwarna kuning dan secara alami dapat ditemukan pada jagung, kuning telur, bunga marigold, berbagai sayur dan buah yang berwarna kekuningan, dan tentunya juga pada mikroba fotosintetik seperti mikroalga. Pada tubuh manusia, zeaxanthin secara alami terakumulasi spesifik pada area retina dan berikatan dengan tubulin retina menjadi sebuah jaringan yang disebut makula. Zeaxanthin yang terakumulasi di makula memberikan proteksi melalui penyerapan cahaya spektrum biru yang tinggi energi dengan karakteristik antioksidannya. Maka dari itu konsumsi zeaxanthin dapat berperan besar dalam pencegahan penyakit AMD atau age-related macular degeneration yang langsung berkaitan dengan jaringan makula tersebut. Zeaxanthin juga membantu mencegah penyakit katarak dengan memproteksi matriks lipid di makula dari kerusakan akibat radiasi sinar biru dan near-ultraviolet (UV).
Selain dari aspek kesehatan, zeaxanthin juga bermanfaat dari aspek kosmetika. Paparan pada radiasi sinar UV, pembentukan spesies oksigen reaktif (ROS), dan kerusakan fotooksidatif pada kulit akan bermanifestasi menjadi pembentukan erythema atau ruam kemerahan di kulit (contohnya sunburn), yang kemudian secara kumulatif berujung pada penuaan sel kulit. Zeaxanthin, sebagai antioksidan, dapat mencegah pengaruh ketiga reaksi tersebut, sehingga toleransi kulit terhadap efek penuaan semakin meningkat. Selain itu, penggunaan produk pencerah kulit juga disarankan untuk dikombinasikan dengan zeaxanthin. Hal ini dikarenakan produk pencerah kulit pada umumnya menghambat produksi melanin yang melindungi kulit dari sinar matahari, sehingga membuat kulit rentan inflamasi, meningkatkan fotosensitivitas kulit dan peluang hiperpigmentasi. Maka dari itu, kombinasi zeaxanthin dengan produk pencerah kulit akan sangat membantu dalam meminimalisasi efek sampingnya yang telah disebutkan.
Konsumsi zeaxanthin untuk tujuan kosmetika juga disarankan dalam bentuk oral (dicerna) dan topikal (dipaparkan pada kulit). Dengan begitu, kerja zeaxanthin sebagai antioksidan semakin komprehensif yang meliputi kerja lokal dan sistemik. Dalam kata lain, zeaxanthin dapat membuat kita “cantik luar dalam”.
Setelah mengetahui berbagai manfaat zeaxanthin mulai dari segi kesehatan hingga kosmetika, maka tidak heran kalau ilmuwan antioksidan juga berlomba-lomba dalam meneliti senyawa ini. Disinilah peran mikrobiologi sebagai dasar ilmu bioteknologi sangat dirasakan. Penggunaan mikroalga sebagai sumber pigmen antioksidan ini memiliki berbagai keunggulan dibandingkan tanaman yang bersifat makroskopik. Secara singkat, keunggulannya meliputi penggunaan lahan yang lebih efisien, proses produksinya relatif jauh lebih singkat, dan tidak ada kompetisi penggunaan sumber untuk bahan pangan. Selain itu, masih banyak lagi keunggulannya yang belum dimuat dalam artikel ini.
Pada akhirnya, penerapn dari multidisiplin mikrobiologi, farmakologi, dan dermatologi dapat menjadikan zeaxanthin sebagai antioksidan bergagasan otentik: “antioksidan yang membuat dirimu nyaman melihat dan nyaman dilihat”.
Referensi
Carocho, M., dan Ferreira, I.C.F.R. 2013. A review on antioxidants, prooxidants and related controversy: Natural and synthetic compounds, screening and analysis methodologies and future perspectives. Food and Chemical Toxicology, 51: 15-25.
Sajilata, M.G., et al. 2008. The Carotenoid Pigment Zeaxanthin – A Review. Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety, 7: 29-49.
Juturu, V., et al. 2016. Overall skin tone and skin-lightening-improving effects with oral supplementation of lutein and zeaxanthin isomers: a double-blind, placebo‑controlled clinical trial. Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology, 9: 325-32.
Schwartz, S., et al. 2016. Zeaxanthin-based dietary supplement and topical serum improve hydration and reduce wrinkle count in female subjects. Journal of Cosmetic Dermatology, 0: 1-8.