Oleh: Karlina Melyani (10416015)
Polio merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, terutama pada anak-anak. Polio virus merupakan human enterovirus yang termasuk family Picornaviridae, adalah agen penyebab penyakit polio. Manusia merupakan satu-satunya host (inang) alami dari virus polio, spesifisitas dari virus ini disebabkan oleh keberadaan reseptor (molekul protein yang menerima sinyal kimia dari lingkungan luar sel) dari poliovirus yang ada di sel manusia. Pada manusia, inveksi virus polio biasanya dimulai dengan virus tertelan secara oral (melalui mulut). Setelah itu, virus akan berkembang biak di mukosa alimentary (Mukosa pada saluran pencernaan) dan mungkin di amandel dan peyer’s patches (massa kecil dari jaringan limfatik yang ditemukan di seluruh wilayah ileum dari susu kecil). Virus kemudian bergerak ke dalam aliran darah (viremia) melalui putative barrier yang strain virus polio virulen dapat melewati barrier lebih efisien dibandingkan dengan strain yang dilemahkan. Virus kemudian beredar dan menyerang sistem syaraf sentral dan bereplikasi di neuron, terutama neuron motorik (Nomoto, 2007). Oleh karena polio dapat menyerang sistem saraf, virus ini dapat menyebabkan kelumpuhan. Gejala awal polio yaitu demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher, dan nyeri di tungkai. Dalam sebagian kecil kasus, penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan yang bersifat permanen. Untuk saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan polio, namun hanya dapat dicegah melalui imunisasi (WHO, 2018).
Disamping efek yang ditimbulkan oleh penyakit ini sangat membahayakan, virus ini juga sangat ditakuti karena merupakan penyakit yang sangat menular. Virus ini ditularkan dari orang-ke-orang dan menyebar tertutama melalui rute fecal-oral, atau melalui lingkungan seperti air yang terkontaminasi atau makanan. Oleh karena itu, penyakit ini harus dibasmi meninjau efeknya yang membahayakan dan penyebarannya yang sangat cepat. Polio merupakan salah satu dari sejumlah kecil penyakit yang dapat dibasmi. Hal tersebut dikarenakan, polio hanya menginfeksi manusia dan tidak menginfeksi hewan; terdapat vaksin yang efektif untuk meningkatkan sistem imun dari serangan virus polio; kekebalan terhadap polio dapat berlangsung seumur hidup; dan walaupun penyebarannya mudah, virus ini hanya dapat bertahan untuk waktu yang sangat singkat di lingkungan (WHO, 2018).
Saat ini, terdapat program global dengan target dunia bebas polio yaitu The Polio Eradication Initiative (PEI) yang sudah dilaksanakan pada tahun 2005. Program ini dilaksanakan karena polio dapat dibasmi dengan metode-metode yang sudah ditemukan dan mencegah penularan virus berbahaya ini lebih lanjut (WHO, 2018). Disamping itu, pada tahun 2013 juga dibentuk program Polio Eradication and Endgame Strategic Plan 2013-2018 yang berada di bawah naungan lembaga Global Polio Eradication Initiative (GPEI). Polio Eradication and Endgame Strategic Plan 2013-2018 adalah strategi jangka panjang yang komprehensif untuk menciptakan dunia yang bebas polio pada tahun 2018. GPEI mengembangkan ini bersama-sama dengan otoritas kesehatan nasional, global health initiatives, ahli ilmiah, donator, dan stakeholder lainnya, sebagai tanggapan atas arahan dari World Health Assembly. Rencana tersebut membahas pemberantasan semua penyakit polio, baik yang disebabkan oleh polio liar atau virus polio turunan yang diturunkan, sementara perencanaan utama dari program ini yaitu memberikan layanan kesehatan lainya kepada anak-anak paling rentan terjangkit virus polio di dunia. Tujuan utama dari program ini yaitu mendeteksi dan mengganggu semua transmisi virus polio, memperkuat sistem imunisasi dan menarik vaksin polio oral yang berisi virus polio serta menggantinya dengan Inactivated Polio Vaccine (IPV) (Polio Global Eradication Initiative, 2013). Saat ini, beberapa wilayah di dunia sudah menggencar-gencarkan pembasmian virus ini. Karena, kemudahan penularannya dapat terjadi dan semua negara sangatlah beresiko. Di wilayah Afrika sendiri, penularan virus polio sudah dibatasi pada area tertentu. Namun, kemudahan penularannya dapat terjadi dan semua negara sangatlah beresiko (WHO, 2018).
Referensi
Nomoto, Akio. 2007. Molecular aspects of poliovirus pathogenesis. Proceedings of The Japan Academy, Series B Physical and Biological Sciences. Doi: 10.2183/pjab/83.266.
WHO. 2018. Polio eradication initiative. [online] http://www.who.int/countries/eth/areas/immunization/pei/en/. Diakses 23 September 2018 pukul 09.00