
Bagi banyak orang di seluruh dunia, makeup merupakan hal yang tidak pernah luput dari rutinitas sehari-harinya. Kebiasaan ini menciptakan anggapan pentingnya makeup sehingga orang-orang rela meminjam makeup orang lain. Namun, makeup merupakan barang pribadi yang tidak seharusnya digunakan secara bersamaan karena bersentuhan secara langsung dengan wajah sehingga berpotensi mentransmisikan penyakit. Produk bibir seperti lipstik memiliki kemungkinan penyebaran lebih tinggi karena mulut merupakan salah satu tempat utama masuknya patogen (Drexler, 2010). Padahal, lipstik memberikan banyak manfaat bagi pemakainya, terutama meningkatkan rasa kepercayaan diri dan sebagai sarana ekspreksi diri yang modis. Dengan bahan yang tepat, seperti vitamin E atau aloe vera, lipstik juga menjaga kelembapan bibir (Ashar, 2022).
Sejak penemuannya, makeup telah berkembang dari bahan-bahan alami hingga sintesis. Menurut Goins (2010), kini, umumnya lipstik mengandung tiga bahan utama, yaitu pigmen, minyak, dan wax (lilin). Pigmen merupakan komponen yang sangat penting dalam lipstik karena memberikan warna. Pewarna ini dapat berasal dari bahan alami seperti buah-buahan maupun pewarna buatan. Minyak seperti cocoa butter dan minyak almond berperan sebagai pelembab. Lilin berfungsi untuk memberikan bentuk pada lipstik dan menciptakan efek mengkilap dan mulus. Beberapa lipstik juga mengandung antioksidan yang bertujuan untuk memperpanjang masa penggunaan lipstik, dan pewangi untuk memberikan aroma harum. Sebagai agen anti-mikroba, beberapa bahan alami seperti buah juga dapat digunakan dalam pembuatan lipstik. Menurut riset yang dilakukan oleh Tuñón-Molina et. al (2022), penambahan cranberry pada lipstik yang mengandung vitamin E dan B5, shea butter, serta minyak alpukat berhasil menghambat pertumbuhan mikroba.
Ekstrak cranberry diketahui memiliki kandungan berbagai fenol dan asam organik yang diperkirakan memiliki efek antimikrobial (Côté et al., 2011). Efek antimikroba yang dimiliki bersifat spesifik dan memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan beberapa spesies bakteri patogen seperti Helicobacter pylori, Salmonella, Staphylococcus aureus, E. coli, dan Campylobacter. Kemampuan untuk menekan pertumbuhan bakteri ini dapat mencegah timbulnya pernyakit seperti gangguan saluran kemih, kerusakan gigi, dan peradangan dan kanker lambung (Heinonen, 2007 dalam Côté et al., 2011).
Efek antimikrobial dari jus cranberry dan ekstrak cranberry yang bersifat larut air (E1), senyawa fenolik apolar (E2), dan Antosianin (E3) dibandingkan kemampuan inhibisinya terhadap pertumbuhan tujuh strain bakteri, diantaranya termasuk beberapa strain E. coli, Salmonella typhimurium, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus (Côté et al., 2011). Setiap ekstrak diuji dengan mencari nilai konsentrasi minimum yang menyebabkan inhibisi pertumbuhan bakteri dan nilai konsentrasi maksimum yang dapat ditoleransi bakteri. Hasilnya, E1 diketahui memiliki efektivitas tertinggi terhadap inhibisi pertumbuhan seluruh strain bakteri gram positif maupun gram negatif yang diuji. Efek antimikrobial teramati paling berpengaruh terhadap P. aeruginosa, S. aureus, dan E. coli. Sementara itu, strain L. monocytogenes, E. coli O157:H7 and S. Typhimurium bersifat lebih resisten terhadap efek antimikroba dalam ekstrak cranberry.
Penemuan lipstik dengan kandungan ekstrak buah cranberry merupakan langkah pertama untuk mengembangkan produk lipstik dengan jangkauan anti-mikroba yang lebih luas. Bahkan, tidak menutup kemungkinan untuk menciptakan lipstik yang memberikan dampak pada semua jenis bakteri. Lipstik anti-mikroba berperan untuk mencegah tersebarnya penyakit dari penggunaan lipstik secara bersamaan. Selain dengan cranberry, lipstik anti-mikroba juga dapat dibuat dari ekstrak buah naga (Zakaria, 2014).
By: Muhammad Ilham Ghifari & Padmalya Nisala Supangkat
Referensi
Ashar, K. (2022). Benefits of Lipstick. https://www.bebeautiful.in/all-things-makeup/lips/benefits-of-lipstick
Côté, J., Caillet, S., Doyon, G., Dussault, D., Sylvain, J. F., & Lacroix, M. (2011). Antimicrobial effect of cranberry juice and extracts. Food Control, 22(8), 1413-1418.
Drexler, M. (2010). What You Need to Know About Infectious Disease. National Academies Press (US). https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK209710/#:~:text=Infection%20occurs%20when%20viruses%2C%20bacteria,symptoms%20of%20an%20illness%20appear
Goins, L. (2010). What’s in Lipstick? Radiance by WebMD. https://www.webmd.com/beauty/features/makeup-decoding-lipstick#:~:text=Most%20lipsticks%20are%20made%20from,and%20mineral%20%2D%2D%20add%20moisture
Tuñón-Molina, A., Alba, C.-V., & Serrano-Aroca, A. (2022). Antimicrobial Lipstick: Bio-Based Composition against Viruses, Bacteria, and Fungi. 14(51). https://doi.org/10.1021/acsami.2c19460
Zakaria, N., Normasarah, & Afandi, A. (2014). Utilization and Evaluation of Betalain Pigment from Red Dragon Fruit (Hylocereus Polyrhizus) as a Natural Colorant for Lipstick. Jurnal Teknologi, 69(6). https://doi.org/10.11113/jt.v69.3326
#SelfPotrait
#MadeInYou
#ArchaeaSehati