Uji Klinis Vaksin Tuberkulosis Gates Foundation di Indonesia, Solusi Baru Lawan Tuberkulosis?
Penulis: Dave Matthew Pangaribuan (Archaea ‘22)
Tuberkulosis (TB) kembali menjadi sorotan global setelah WHO mencatatnya sebagai penyebab kematian infeksius nomor satu di dunia, menggantikan COVID-19. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ini menular melalui udara, terutama melalui droplet ketika penderita batuk atau bersin.
Meski sudah dikenal sejak lama, TB masih terus menjadi ancaman karena tingginya tingkat penularan dan keberadaan infeksi laten pada 1 dari 4 populasi global. Sekitar 5–10% dari infeksi laten ini bisa berkembang menjadi TB aktif.
Menurut data WHO tahun 2023, sebanyak 10,8 juta orang jatuh sakit akibat TB dan 1,25 juta di antaranya meninggal dunia, termasuk 161.000 orang dengan HIV. TB menyerang berbagai kelompok usia dan masih menjadi tantangan utama kesehatan masyarakat global.
Apa Itu Tuberkulosis (TB)?
Tuberkolosis (TB) adalah penyakit infeksius yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tubercolosis yang disebarkan melalui udara melalui droplet seperti batuk, atau bersin.
Menurut WHO, satu dari empat dari populasi global diestimasi telah terinfeksi bakteri tersebut secara laten, dan 5-10% dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut akan berkembang menjadi penyakit TB.
Fakta Penting Tuberkulosis (WHO, 2023):
- 1 dari 4 orang di dunia terinfeksi secara laten
- 5–10% dari infeksi laten berkembang menjadi TB aktif
- 1,25 juta kematian akibat TB (termasuk 161.000 orang dengan HIV)
- 10,8 juta kasus baru TB per tahun
- TB kembali jadi penyebab kematian infeksius nomor 1, menggeser COVID-19
Gejala Umum TB:
- Batuk berkepanjangan (kadang berdarah)
- Demam
- Nyeri dada
- Penurunan berat badan
Gejala-gejala ini namun tidak selalu dirasakan, karena hanya sebagian kecil dari orang yang telah terinfeksi yang dapat berkembang menjadi penyakit TB.
Mengapa Vaksin Baru Diperlukan?
Selama lebih dari 100 tahun, vaksin BCG (Bacillus Calmette–Guérin) telah menjadi vaksin utama untuk TB. Namun, efektivitas BCG terbatas hanya pada pencegahan TB berat pada anak-anak dan tidak mampu melindungi orang dewasa dari TB paru maupun infeksi laten. Inilah yang mendorong perlunya pengembangan vaksin baru yang lebih efektif.Saat ini terdapat 19 kandidat vaksin TB yang sedang dikembangkan, namun hanya enam di antaranya yang telah mencapai tahap uji klinis fase III. Salah satu kandidat terdepan adalah vaksin M72/AS01E.
Vaksin M72/AS01E dan Mekanismenya
Vaksin M72/AS01E awalnya dikembangkan oleh GlaxoSmithKline (GSK) dan kemudian dilisensikan kepada Bill & Melinda Gates Medical Research Institute (Gates MRI) pada tahun 2020. Tidak seperti BCG yang menggunakan bakteri hidup yang dilemahkan, vaksin M72 mengandung dua antigen spesifik, yaitu Mtb32A dan Mtb39A, yang dikombinasikan dengan adjuvan AS01E untuk meningkatkan respons imun.Dalam uji klinis fase IIB, vaksin ini menunjukkan efikasi sebesar 54% dalam mencegah perkembangan TB aktif selama tiga tahun pada orang dengan infeksi laten. Ini merupakan pencapaian signifikan dalam upaya pengendalian TB global.
Indonesia sebagai Lokasi Uji Klinis
Indonesia termasuk dalam negara yang menjadi lokasi uji klinis fase III vaksin M72, bersama Vietnam, Afrika Selatan, Malawi, Kenya, Mozambik, dan Zambia. Dengan 1,06 juta kasus TB dan 134.000 kematian setiap tahunnya, Indonesia merupakan negara dengan beban TB tertinggi kedua di dunia, menjadikannya lokasi ideal untuk menguji efektivitas vaksin dalam populasi berisiko tinggi. Uji klinis di Indonesia melibatkan 2.089 peserta sejak dimulai pada September 2023.
Etika dan Pengawasan Uji Klinis
Uji klinis vaksin M72/AS01E di Indonesia telah disetujui oleh BPOM dan diawasi oleh Komite Etik Nasional, serta dilaksanakan sesuai dengan standar internasional Good Clinical Practice (GCP). Peserta uji klinis telah memberikan informed consent, dan setiap efek samping dicatat serta ditindaklanjuti sesuai protokol.
Sebelum memasuki fase klinis, vaksin ini juga telah melalui serangkaian uji non-klinik, termasuk toksikologi, farmakologi, studi post-exposure, dan studi eksploratori pada hewan. Hasil dari fase I dan II menunjukkan bahwa vaksin ini aman dan mampu merangsang respons imun yang baik.
Ancaman MDR-TB di Tengah Harapan
Di tengah harapan terhadap vaksin M72, dunia juga menghadapi ancaman serius: MDR-TB (Multidrug-Resistant Tuberculosis), yaitu TB yang resisten terhadap dua antibiotik utama, isoniazid dan rifampisin. MDR-TB muncul akibat penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan penghentian pengobatan secara prematur.
MDR-TB memerlukan pengobatan selama lebih dari 18 bulan, dengan biaya yang tinggi, efek samping yang berat, dan tingkat kesembuhan yang lebih rendah. WHO memperkirakan terdapat lebih dari 400.000 kasus MDR-TB setiap tahun, dan hanya 55% dari pasien yang menerima pengobatan yang sesuai. Indonesia juga termasuk dalam negara dengan beban MDR-TB tertinggi.
Bagaimana ke depannya?
Uji klinis vaksin M72/AS01E membawa angin segar dalam perang melawan TB, khususnya untuk perlindungan pada orang dewasa. Namun pengembangan dan uji coba vaksin tersebut masih akan terus dilakukan hingga tahun 2028.
Meski demikian vaksin hanyalah salah satu bagian dari solusi. Pengendalian TB membutuhkan strategi menyeluruh: deteksi dini, pengobatan tuntas, edukasi publik, dan dukungan terhadap riset serta kebijakan kesehatan berbasis data.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
- Edukasi diri dan orang sekitar tentang TB dan vaksinasi
- Lawan stigma dan hoaks seputar uji klinis
- Dukung upaya ilmiah dan kebijakan yang berpihak pada kesehatan masyarakat
Referensi
Burhan, E., Sp. P(K), MSc, & Isbaniah, F., M. Pd. Ked. ,. Sp. P(K). (2024). RINGKASAN HASIL EVALUASI PERMOHONAN PERSETUJUAN PELAKSANAAN UJI KLINIK VAKSIN Mycobacterium tuberculosis (Mtb) M72/AS01E-4. In RINGKASAN HASIL EVALUASI PERMOHONAN PERSETUJUAN PELAKSANAAN UJI KLINIK VAKSIN Mycobacterium Tuberculosis (Mtb) M72/AS01E-4.
GSK. (2020). GSK licenses tuberculosis vaccine candidate to the Bill & Melinda Gates Medical Research Institute for continued development. https://www.gsk.com/en-gb/media/press-releases/gsk-licenses-tuberculosis-vaccine-candidate-to-the-bill-melinda-gates-medical-research-institute-for-continued-development/
Park, M., Satta, G., & Kon, O. M. (2019). An update on multidrug-resistant tuberculosis . Clinical medicine (London, England), 19(2), 135–139. https://doi.org/10.7861/clinmedicine.19-2-135
Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2024: Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis (GIAT) – TB Indonesia. (2024, March 24). https://www.tbindonesia.or.id/peringatan-hari-tuberkulosis-sedunia-2024-gerakan-indonesia-akhiri-tuberkulosis-giat/
Tait, D. R., Hatherill, M., Van Der Meeren, O., Ginsberg, A. M., Van Brakel, E., Salaun, B., Scriba, T. J., Akite, E. J., Ayles, H. M., Bollaerts, A., Demoitié, M. A., Diacon, A., Evans, T. G., Gillard, P., Hellström, E., Innes, J. C., Lempicki, M., Malahleha, M., Martinson, N., Mesia Vela, D., … Roman, F. (2019). Final Analysis of a Trial of M72/AS01E Vaccine to Prevent Tuberculosis. The New England journal of medicine, 381(25), 2429–2439. https://doi.org/10.1056/NEJMoa1909953
World Health Organization: WHO & World Health Organization: WHO. (2025, March 14). Tuberculosis. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tuberculosis
Zhuang, L., Ye, Z., Li, L., Yang, L., & Gong, W. (2023). Next-Generation TB Vaccines: Progress, Challenges, and Prospects. Vaccines, 11(8), 1304. https://doi.org/10.3390/vaccines11081304