Direkomendasikan oleh Beatrice Andreanna Wijaya (Archaea’21)
Apa itu mikrobioma?
Mikrobioma atau microbiome adalah suatu kolektif genom komunitas mikroba yang dapat ditemukan berinteraksi dengan suatu habitat tertentu. Berbagai jenis mikroba ini hidup dan berinteraksi dengan satu sama lain sehingga mempengaruhi habitatnya. Kamu bisa menemukan mikrobioma di mana saja, di tanah, di laut, di udara, hewan peliharaan dan kamu sendiri!
Manusia saja memiliki berbagai macam mikrobioma di berbagai tempat seperti kulit, rambut, saluran gastrointestinal, hingga ujung kuku kaki. Masing-masing area didominasi oleh berbagai jenis komposisi mikroba yang berbeda-beda. Profil mikrobioma kita dapat berubah jika kesehatan kita terganggu sehingga dapat menjadi “marker” terhadap beberapa penyakit sejumlah penelitian seperti kanker kolorektal (Alhhazmi dkk., 2023).
(Blum, 2017)
Mereka ternyata ada hubungannya dengan sistem imun, lho!
Mikrobioma dapat berperan penting dalam melatih dan menginduksi sistem imun dalam melawan patogen penyakit. Mikrobioma yang baik dapat membantu sistem imun untuk mengenali jenis mikroba yang baik maupun asing (patogen) serta berkompetisi untuk nutrisi terhadap patogen yang menginvasi tubuh manusia. Hal yang menakjubkan adalah mikrobioma dapat memodulasi sistem imun kita dengan berbagai mekanisme dari tiap jenis mikroba yang berbeda-beda. Mikrobioma pada saluran gastrointestinal dapat menghasilkan berbagai metabolit yang dapat meregulasi komponen sistem imun sebagai berikut (Wiertsema dkk., 2021)
- Asam lemak pendek (SCFA) dalam induksi produksi mukus, peptida antimikroba (IL22), sel B, sel CD4+, sel dendritik
- Triptofan dan senyawa turunannya berperan dalam homeostasis intestinal melalui reseptor AhR dan meningkatkan intraepitelial CD4, CD8αα, dan sel T pada sistem imun
- Turunan senyawa dari hidrolisis asam empedu mengaktivasi reseptor FXR dan TGR5
- Butirat menginduksi diferensiasi sel T regulator
- Regulasi keberadaan sel Th17 pada sistem imun melalui pentanoat (inhibisi) dan ATP (induksi)
- Produksi berbagai sitokin (IL-10, IL-18, IL-17, IL-12, TGF-β) untuk untuk sinyaling pada sistem imun
(Rooks & Garrett, 2016)
(Uribe-Herranz dkk., 2021)
Fun Fact
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, Indonesia memiliki angka stunting yang tinggi, yaitu 21,5% dengan 18,5% dimulai sejak lahir. Stunting dapat dikaitkan dengan komponen mikrobioma pada gastrointestinal, yaitu Prevotella. Bakteri ini umumnya melimpah pada diet makanan serat yang tinggi akan karbohidrat dan berperan dalam penyimpanan energi dalam bentuk SCFA dan glikogen pada manusia. Anak stunting diteliti memiliki Prevotella pada mikrobiota 7% lebih rendah daripada anak sehat sehingga pemberian bakteri berpotensi sebagai terapi terhadap penderita stunting (Surono dkk., 2021).
Mikrobioma membentuk kita, kita pun membentuk mikrobioma. Selain berperan dalam menjaga kesehatan tubuh, mikrobioma juga dapat mengalami ketidakseimbangan (disbiosis) karena dipengaruhi sejumlah faktor yang membentuknya. Mikrobioma bersifat dinamis karena beberapa faktor ini.
- Usia
- Jenis kelamin
- Genetik
- Gaya hidup (olahraga, kondisi hidup)
- Penggunaan antibiotik
- Diet makanan
- Berat badan (BMI)
- Paparan lingkungan
Mikroba pada tubuh kita
Maka, kita harus memperhatikan “kesehatan” mikroba pada tubuh kita untuk menjaga kesehatan yang lebih berkelanjutan. Ini tips khusus untuk menjaga kesehatan mikrobioma buat kamu!
- Berolahraga meningkatkan diversitas mikroba bermanfaat dan komensal pada mikrobioma
- Diet probiotik dan prebiotik untuk suplementasi dan pengendalian populasi mikrobioma
- Mengonsumsi makanan kaya akan polifenol dan seimbang sebagai substrat bagi mikroba tertentu
- Tidur yang cukup untuk menjaga pola makan, aktivitas, dan komposisi mikrobiota
- Penggunaan antibiotik sesuai keperluan sehingga tidak terjadi disturbansi mikrobioma yang terlalu ekstrem
- Menjaga kebersihan tubuh terutama tangan untuk mencegah adanya invasi patogen
Mikrobioma berperan dalam banyak hal yang berkaitan dengan kesehatan terutama pada saluran gastrointestinal. Maka, keseimbangannya menjadi kunci untuk kesehatan kita melalui berbagai usaha. Yuk kenali dan tingkatkan kesadaran untuk menyadari pentingnya mikrobiom. Jangan lupa jaga kesehatan kalian!
Referensi
Alhhazmi, A. A., Almutawif, Y. A., Mumena, W. A., Alhazmi, S. M., Abujamel, T. S., Alhusayni, R. M., … & Mohammed-Saeid, W. (2023). Identification of Gut Microbiota Profile Associated with Colorectal Cancer in Saudi Population. Cancers, 15(20), 5019.
Blum, H. E. (2017). The human microbiome. Advances in medical sciences, 62(2), 414-420.
Imchen, M., Salim, S. A., Kumavath, R., & Busi, S. (2023). Factors Affecting the Composition of the Human Microbiome. In Probiotics, Prebiotics, Synbiotics, and Postbiotics: Human Microbiome and Human Health (pp. 49-63). Singapore: Springer Nature Singapore.
Rooks, M. G., & Garrett, W. S. (2016). Gut microbiota, metabolites and host immunity. Nature reviews immunology, 16(6), 341-352.
Surono, I. S., Widiyanti, D., Kusumo, P. D., & Venema, K. (2021). Gut microbiota profile of Indonesian stunted children and children with normal nutritional status. PLoS One, 16(1), e0245399.
Uribe-Herranz, M., Klein-González, N., Rodríguez-Lobato, L. G., Juan, M., & Fernandez de Larrea, C. (2021). Gut microbiota influence in hematological malignancies: from genesis to cure. International Journal of Molecular Sciences, 22(3), 1026.
Wiertsema, S. P., van Bergenhenegouwen, J., Garssen, J., & Knippels, L. M. (2021). The interplay between the gut microbiome and the immune system in the context of infectious diseases throughout life and the role of nutrition in optimizing treatment strategies. Nutrients, 13(3), 886.